Selasa, 22 Januari 2013

(tanpa judul)

Sesungging senyum terlukis di wajahnya ketika motorku berhenti tepat di depan rumah mungilnya.
Kuberikan senyum termanisku untuknya.

“Sugeng Pak.. “, sapaku.
Dibalasnya senyum. Sebagaimana aku tak mengetahui nama dan mengenal baik dirinya, begitu pula dirinya terhadapku. Tapi dia tahu aku. Meski matanya merabun dan telinganya menua. Tapi dia selalu tersenyum kepadaku. Senyum yang tulus dan hangat, tatapan bersahabat. Dari pintu mungil di samping tumpukan kayu bakar yang memenuhi teras kulihat Ibu yang sedang menyelesaikan jahitannya.
“Bu...”, sapaku.
Beliau menoleh. Senyum yang manis itu untukku, hanya untukku kurasa.

“Kalih nggih Pak..” kataku sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahku.

Tak lama lengan cokelat berurat yang seumur hidupnya mencatat sejarah dengan bulir bulir keringat demi keberlangsungan hidup itu mengambil dua botol premium dari sangkarnya. Dalam hitungan detik, habis sudah seluruh isinya masuk ke dalam tangki Mio ku.

“Maturnuwun Pak, monggo Bu..” pamitku berlalu setelah memberikan selembar uang sepuluh ribu.

“Hati-hati Nduk...”

Tak ada yang istimewa.
Sebuah rumah mungil di tepi jalan, sekaligus warung kayu bakar. Dan lima botol premium di dalam sangkar. Sepasang suami istri yang tak bisa dibilang muda lagi. Kembang jambu menutupi kepala. Sudah senja.

Berapa banyak rumah tangga yang masih menggunakan kayu bakar untuk dapurnya?
Berapa banyak motor yang berhenti untuk mengisi bensin di sana?
Berapa banyak orang yang mempercayakan kainnya kepada mata lelah dan tangan yang bergetar karena usia?

Jika kau membeli dua liter bensin di pom bensin, dari sepuluh ribu yang kau berikan akan mendapat kembalian seribu rupiah. Apa artinya seribu rupiah bagimu?

Bagimu mungkin tak terlalu berarti. Untuk retribusi parkir saja terkadang masih kurang. Tapi bagi mereka, mungkin sangat berarti. Keberartian itu bisa kau lihat dari senyuman hangat dan tatapan bersahabat. Dan terkadang, kau akan menjadi dekat dengan mereka dengan cara yang aneh yang tak pernah kau sangka-sangka..

..Bilakah seorang asing akan mendoakan keselamatanmu di jalan sebagaimana mereka mendoakan keselamatanku?..

Tidak ada komentar: